Atas Ijin Alloh S.W.T, keunggulan HDI-PROPOELIX telah terbukti banyak menolong orang secara menakjubkan dalam mengatasi beberapa macam penyakit seperti : Demam Berdarah Dengue (DBD),influenza, diare, typhus, cacar air, prostat, hepatitis/liver, diabetes/kencing manis, hipertensi, kolesterol, asam urat, anemia, demam berdarah, penyakit kulit (jerawat, eksim), herpes, keputihan, wasir, maag, TBC, paru-paru, gagal ginjal, batu ginjal, batu empedu, jantung, leukimia, stroke, kanker, tumor.
DAPATKAN HARGA PROMO SELAMA BULAN MARET 2013, UNTUK PEMBELIAN 1 BOTOL PROPOELIX ANDA AKAN MENDAPATKAN 1 VOUCHER DISC. 50% UNTUK PEMBELIAN BOTOL KEDUA (SYARAT DAN KETENTUAN BERLAKU..!!), AYOOO... JANGAN SAMPAI KEHABISAN, PROMO BERLAKU HANYA SAMPAI 31 MARET 2013
Rabu, 20 Maret 2013
HDI Propoelix - Propolis Extract (Penemuan Baru di Dunia Kesehatan & Medis, di Temukan di Indonesia)
HDI PROPOELIX : (baca: pro-po-e-lix) adalah hasil ekstraksi dari propolis ekstrak. Nutrisi-nutrisi yang terkandung dalam HDI PROPOELIX – Propolis Extract merupakan nutrisi-nutrisi murni dan alami dengan kualitas unggul. HDI PROPOELIX – Propolis Extract memiliki banyak bukti manfaat yang nyata dan diakui secara medis dan klinis.
HDI PROPOELIX menyajikan super-blend dari propolis ekstrak dengan studi untuk level bioflavonoids yang tinggi di setiap parameter. Metode Triple Extraction Method yang dipatenkan oleh HDI dari super-blend (campuran) propolis ekstrak ini menghasilkan propolis ekstrak yang murni. Hasil studi ilmiah menunjukan kemampuan HDI PROPOELIX untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam waktu cepat, hanya dalam beberapa jam. HDI PROPOELIX sangat efektif untuk mengatasi penyakit yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena bio-availability & keampuhan dari super-blend Propoelix ini.
Propoelix efektif untuk meningkatkan trombosit bagi penderita DBD sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Sebagai terapi suportif, HDI PROPOELIX dapat membuka harapan baru bagi penderita DBD di Indonesia yang nota bene merupakan daerah rawan DBD karena berada di daerah tropis.
Manfaat HDI PROPOELIX
HDI PROPOELIX menyajikan super-blend dari propolis ekstrak dengan studi untuk level bioflavonoids yang tinggi di setiap parameter. Metode Triple Extraction Method yang dipatenkan oleh HDI dari super-blend (campuran) propolis ekstrak ini menghasilkan propolis ekstrak yang murni. Hasil studi ilmiah menunjukan kemampuan HDI PROPOELIX untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam waktu cepat, hanya dalam beberapa jam. HDI PROPOELIX sangat efektif untuk mengatasi penyakit yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena bio-availability & keampuhan dari super-blend Propoelix ini.
Propoelix efektif untuk meningkatkan trombosit bagi penderita DBD sehingga mempercepat kesembuhan pasien. Sebagai terapi suportif, HDI PROPOELIX dapat membuka harapan baru bagi penderita DBD di Indonesia yang nota bene merupakan daerah rawan DBD karena berada di daerah tropis.
Manfaat HDI PROPOELIX
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Immune booster)
Fungsi khas propolis bagi tubuh adalah merangsang dan meningkatkan efektivitas kekebalan alami tubuh. Propolis bersifat aktif. Itulah yang membedakan propolis dengan antibiotika buatan yang justru membuat tubuh menjadi pasif sehingga kuman justru makin kebal.
Antivirus (Antiviral)
HDI PROPOELIX mengandung bio flavanoid yang tinggi. Kandungan flavanoid terbukti berfungsi melawan virus dan bakteri sehingga efektif sebagai antiobiotik alami. HDI PROPOELIX juga mengandung CAPE (Caffeic Acid Phenethyl Ester) yang terbukti efektif melawan inflamasi, termasuk inflamasi organ tubuh bagian dalam.
Antioksidan
HDI PROPOELIX dapat mengurangi reaksi oksidasi di dalam tubuh. Reaksi oksidasi merupakan sumber penyakit degeneratif. Kadar antioksidan, yang juga dikenal dengan ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity) pada HDI PROPOELIX telah diuji di Amerika, yaitu sebesar 21.921 (kadar antioksidan propolis tablet cuma sebesar 9,674).
Ini berarti memiliki kandungan ANTIOKSIDAN 913 kali lebih banyak dari buah jeruk yang hanya memiliki nilai ORAC sebesar 24. Dengan kandungan ANTIOKSIDAN sebesar itu, HDI PROPOELIX – Propolis Extract, terbukti sangat membantu mengatasi penyakit degenaratif, seperti penyakit Jantung, Diabetes, Stroke & Hypertensi.
Hdi Propoelix hadir dalam kemasan 60 kapsul.
Untuk Pemesanan:
Hub Telp/SMS: 08129602874 / 085881746876
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang banyak ditemukan di daerah tropis. Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue secara geografis mirip dengan penyebaran penyakit malaria. Demam dengue umumnya menyerang orang yang kekebalan tubuhnya sedang menurun.
Wabah pertama DBD terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.
Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotype memiliki perbedaan sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah tersebar atau ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue .
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan – pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) umumnya berlangsung sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Sumber: Wikipedia; dan dari Berbagai sumber
Wabah pertama DBD terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
WHO memperkirakan lebih dari 500.000 dari 50 juta kasus demam dengue memerlukan perawatan di rumah sakit. Lebih dari 40% penduduk dunia hidup di daerah endemis demam dengue.
Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Setiap serotype memiliki perbedaan sehingga tidak ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah tersebar atau ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi dengue .
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi (mialgia), sakit pada otot (artralgia) dan ruam; ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan – pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) umumnya berlangsung sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
- Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
- Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
- Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
- Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Penyakit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
Sumber: Wikipedia; dan dari Berbagai sumber
HDI Propoelix Efektif Untuk Penyembuhan Malaria
Laporan Wartawan Bangka Pos, Khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- High Desert Indonesia (HDI) resmi meluncurkan produk terbaru HDI Propoelix sebagai terapi pengobatan penyakit malaria, Sabtu (16/2/2013) di Hotel Santika Bangka.
Senior Business&Product Development Manager High Desert Indonesia, Alva Paloma mengatakan, produk ini pertama di dunia ditemukan di Indonesia. Provinsi Bangka Belitung patut bersyukur karena produk ini pertama kalinya diluncurkan di sini.
"Kebahagian bagi kami untuk memberikan solusi bagi terapi pengobatan malaria di Pulau Bangka. Karena kami tahu di sini merupakan endermis malaria sehingga membutuhkan terapi yang tepat untuk mengatasinya," ungkap Alva.
Ia menjelaskan, propoelix telah diuji secara klinis pada pasien deman berdarah dengue dan terbukti efektif.
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- High Desert Indonesia (HDI) resmi meluncurkan produk terbaru HDI Propoelix sebagai terapi pengobatan penyakit malaria, Sabtu (16/2/2013) di Hotel Santika Bangka.
Senior Business&Product Development Manager High Desert Indonesia, Alva Paloma mengatakan, produk ini pertama di dunia ditemukan di Indonesia. Provinsi Bangka Belitung patut bersyukur karena produk ini pertama kalinya diluncurkan di sini.
"Kebahagian bagi kami untuk memberikan solusi bagi terapi pengobatan malaria di Pulau Bangka. Karena kami tahu di sini merupakan endermis malaria sehingga membutuhkan terapi yang tepat untuk mengatasinya," ungkap Alva.
Ia menjelaskan, propoelix telah diuji secara klinis pada pasien deman berdarah dengue dan terbukti efektif.
Bangkapos.com - Sabtu, 16 Februari 2013 16:47 WIB
Aznan Lelo Ungkap Solusi Pengobatan DBD dengan HDI Propoelix
Laporan wartawan Bangka Pos, Khamelia
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Ketua Departemen Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof.dr.Aznan Lelo,Ph.D, Sp.FK, hadir memberikan seminar tentang update pencegahan dan pengobatan demam berdarah dengan produk Propoelix atau propolis ekstrak, Sabtu (16/2/2013), di Hotel Santika Bangka.
Seminar dilaksanakan oleh cabang High Dessert Indonesia (HDI) Pangkalpinang, dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Babel, Ketua Ikatan Apoteker Babel, kalangan tenaga medis serta masyarakat umum.
Selain Prof Aznan Lelo, narasumber seminar juga disampaikan oleh Chief Medical Consultant HDI, dr Ivan Hoesada.
Aznan Lelo memaparkan, propolis dikenal sebagai desinfektan alami karena memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antimikroba dan efek imunomodulator.
"Karenanya HDI Propoelix menunjukkan ini dapat digunakan sebagai terapi suportif yang kuat untuk DBD," ungkapnya.
Potensi HDI Propoelix dalam meningkatkan aktifitas makrofag dan meningkatkan imunitas.
"Propoelix juga dapat memperbaiki permeabilitas kapiler pada infeksi dengeu," jelasnya.
Penulis : khamelia
Editor : asmadi
Sumber : bangkapos.com
Uji Klinis HDI Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue
ROCHSISMANDOKO, EPPY, DIANA P., SYAFIQ A.* UTAMI S** H.AZNAN LELO., BAGUS SB***
*SMF Penyakit Dalam RSUP Persahabatan Jakarta
**Unit Epidemiologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, ***Advisor
**Unit Epidemiologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM, ***Advisor
Abstract
Propolis, a substance obtained from bee
activities, is known for years to contain antioxidant effect,
anti-inflammatory, antiviral, antimitogenic, anticarcinogen and
immunomodulatory effect, therefore it is assumed that propolis can be
used in supportive therapy for DHF. There is no research on the effect
of propolis administration as supportive therapy for DHF patients.
The objective of this research is to examine the effectiveness of
propoelix, an extract of propolis as adjuvant therapy to improve
laboratory parameters, clinical states and decreasing length of stay of
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients.
This research is a clinical trial with
randomized control trial design. Materials of the study are propoelix
100 mg capsules toward two groups of study i.e. Placebo and Propoelix
100 mg Group. The number of subjects who met criteria of inclusion and
exclusion was 106. Carried out in the Functional Medical Staff of
Internal Medicine at Persahabatan Hospital, Jakarta from December 2009
up to March 2010. 4 days serial examination of routine hematological,
and clinical observations are conducted. Bivariat statistical analysis
with unpaired t-Test was used to examine differences between variables
or other tests that are appropriate with this study.
The results, both of the groups showed
clinically improvement but statistically there were significant
differences of platelet changes from baseline after second day
(p=0,013), third day (p=0,000) between control group and experimental
group. In experimental group, there were significant differences on
observations of all research variables. There was significance
difference of length of stay between control group and experimental
group (p=0,002). The day of treatment of experimental group was shorter.
The conclusion is Propoelix, an extract of
Propolis as adjuvant therapy is effective in improving laboratory
parameters, clinical states and decreasing length of stay of Dengue
Hemorrhagic Fever patients.
Keywords : Clinical Trial, Propolis, Propoelix, Dengue Hemorrhagic Fever
Abstrak
Propolis, suatu senyawa yang diperoleh dari
aktivitas lebah telah lama diketahui mempunyai efek antioksidan,
antiinflamasi, antiviral, antimitogenik, antikarsinogen, dan efek
imunomodulator, sehingga diduga dapat berperan dalam terapi suportif
Demam Berdarah Dengue (DBD). Belum ada penelitian yang membuktikan
keefektifan propolis sebagai terapi tambahan pada pasien DBD.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas
propoelix yang merupakan ekstrak dari propolis sebagai terapi tambahan
untuk memperbaiki parameter laboratorium, kondisi klinis, dan
menurunkan lama perawatan pasien demam berdarah dengue (DBD).
Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain randomized control trial.
Sebagai materi penelitian adalah propoelix kapsul 100 mg terhadap dua
kelompok penelitian, yaitu kelompok plasebo dan propoelix 100 mg.
Jumlah subjek penelitian 106 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Penelitian dilakukan di SMF Penyakit Dalam RS Persahabatan,
Jakarta, selama empat bulan, dari Desember 2009 sampai Maret 2010.
Pemeriksaan serial hematologi rutin dan pengamatan klinis dilakukan
selama 4 hari. Analisis statistik bivariat dengan uji t tidak
berpasangan dilakukan untuk menguji perbedaan antarvariabel dan uji
lain yang sesuai untuk penelitian ini.
Hasilnya, kedua kelompok menunjukkan perbaikan
secara klinis, tetapi secara statistik didapatkan perbedaan bermakna
perubahan trombosit dari baseline setelah hari kedua
(p=0,013) dan hari ketiga (p=0,000) antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen terdapat perubahan yang
bermakna pada semua pengamatan variabel penelitian. Terdapat perbedaan
bermakna lama perawatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
(p=0,002). Kelompok eksperimen lebih singkat hari perawatannya.
Kesimpulannya, terapi tambahan propoelix yang
merupakan ekstrak dari propolis efektif memperbaiki parameter
laboratorium, kondisi klinis, dan menurunkan lama perawatan pasien
demam berdarah dengue.
Kata kunci: uji klinis, propolis, propoelix, demam berdarah dengue
(Rochsismandoko dkk., Medika 2013, Tahun ke XXXIX, No. 2, p. 103–111)
Langganan:
Postingan (Atom)